Sunday, October 11, 2009

"Perbedaan Yang Sama"





Perbedaan Yang Sama

Berbekal saling memahami, menghargai, dan menghayati perbedaan, akhirnya akan menjadi sebuah kesamaan

Mencapai kebersamaan dalam perbedaan berbekal saling memahami dan menghargai. Perbedaan adalah perbedaan dan tidak ada yang sama. Tentu anda punya komentar mengenai judul diatas. Perbedaan memang merupakan sebuah wacana dalam demokrasi. Perbedaan pendapat bukan sesuatu yang harus ditakuti, justru harus dicermati. Dimana saja, dalam persahabatan, kehidupan sehari-hari, apalagi lembaga bisnis (perusahaan), perbedaan akan selalu muncul disetiap bagian. Tetapi harus diingat, karena perbedaan itulah maka perusahaan tersebut akan berkembang dengan baik.Hanya saja bagaimana kita (bersama yang berkepentingan itu) mampu mengelola perbedaan tersebut menjadi sebuah tonggak untuk kemajuan. Yang diinginkan bersama adalah : Perbedaan pendapat akan membuahkan hasil yang maksimal bagi perusahaan. Sering terjadi perbedaan pendapat membuahkan sesuatu yang fatal, saling merugikan baik perusahaan maupun pihak yang terkait. Kalo ini terjadi maka kedua belah pihak tidak memahami arti sebuah perbedaan. Perbedaan yang tidak membuahkan hasil yang positip, biasanya tidak dilakukan secara ikhlas, yaitu sejak awal sudah dimuati sebuah misi untuk ‘mau menang sendiri’ dimana dalam proses ini akan bermuatan berbagai tekanan dan paksaan. Padahal bukan itu yang dimaksud. Kalau dalam menyelesaikan perbedaan sudah dimuati dengan tekanan dan muatan tertentu, sebagai contoh ada sikap ‘harus menang’ Maka proses penyelesaian perbedaan tersebut tidak akan bisa dicapai. Akhirnya yang terjadi saling menyalahkan, menang sendiri, dan yaitu tadi satu pihak akan menekan pihak lain. Sehingga hasilnya tidak akan positip.Itu sebabnya bahwa dalam perbedaan harus dicapai kesamaan pendapat, dan itu hanya bisa dilakukan dengan cara bermusyawarah dan bermufakat. Dalam musyawarah inilah terjadi proses saling pengertian, saling memahami keberadaan kedua belah pihak. Tidak ada siapa yang diuntungkan atau siapa yang dirugikan, tetapi semua akan diuntungkan. Akan tetapi andai kata kesepakatan tidak dicapai titik temu maka munyawarah hanya formalitas dan kemudian hasil yang dicapai akan saling menekan, saling memaksa, dan akhirnya semua pihak dirugikan. Memang sulit untuk mencapai kebersamaan dalam perbedaan, tetapi dengan bekal saling memahami, menghargai, dan menghayati perbedaan, akhirnya akan menjadi sebuah kesamaan. Bagaimana kalo kita coba! (Oleh :Denny Kusmawan, Sumber: Dari berbagai buku dan majalah)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home